|
|
Ergonomi Desain Mendesain |
||
|
Penulis |
: |
Yannes Martinus P Etika Vidyarini Mutiara Ayu Larasati Slamet Riyadi Andry Masri Yosua Novalesi |
|
|
Ukuran |
: |
18,2 x 25,7 |
|
|
Tebal |
: |
174 halaman |
|
|
Penerbit |
: |
Penerbit ADPII |
|
|
ISBN |
: |
Sedang dalam proses |
|
|
Harga |
: |
Free |
|
Buku ERGONOMI DESAIN: Mendesain Interior yang Berpusat pada Manusia menghadirkan paradigma baru, menggeser desain interior dari fokus estetika menuju disiplin ilmu terapan yang berpusat pada manusia. Karya ini menegaskan bahwa ruang interior bukan wadah pasif, melainkan ekosistem dinamis yang memengaruhi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, dan produktivitas penghuni. Dengan pendekatan ilmiah, buku ini menguraikan prinsip ergonomi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kenyamanan, efisiensi, dan kesejahteraan.
Pembahasan dimulai dengan Dimensi Manusia, mengintegrasikan tiga pilar ergonomi: antropometri, untuk menyesuaikan desain dengan ukuran tubuh; fisiologi, untuk menganalisis respons biologis terhadap lingkungan; dan psikologi, untuk memahami persepsi serta perilaku pengguna. Selanjutnya, konsep Sistem Manusia-Peralatan Kerja diperkenalkan, menekankan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna melalui interaksi dengan lingkungan kerja.
Buku ini kemudian menghubungkan teori dan praktik melalui metodologi riset, menguraikan bagaimana data dari studi laboratorium dan lapangan diterjemahkan menjadi solusi desain berbasis bukti. Prinsip ini diterapkan pada desain workstation, menganalisis dari skala makro seperti ekosistem kerja hingga mikro seperti spesifikasi furnitur untuk memastikan kenyamanan dan fungsi optimal.
Pembahasan diperluas ke sistem lingkungan, mencakup Universal Design untuk inklusivitas, pengelolaan cahaya dan warna untuk kesehatan visual dan emosional, perancangan iklim interior untuk kenyamanan termal dan kualitas udara, serta pengendalian kebisingan untuk akustik yang mendukung konsentrasi. Prinsip-prinsip ini disintesis dalam kerangka holistik untuk menciptakan ruang yang inklusif, sehat, dan restoratif. Studi kasus desain workstation menggambarkan penerapan praktis konsep-konsep ini.
Puncaknya, buku ini mensintesiskan seluruh pengetahuan tersebut ke dalam kerangka kerja desain yang holistik, seperti Tujuh Prinsip Universal Design dan Sembilan Fondasi Bangunan Sehat. Tujuannya adalah untuk membekali desainer dengan kompetensi untuk menciptakan ruang yang inklusif, sehat, dan restoratif. Pada akhirnya, buku ini menegaskan bahwa tujuan tertinggi dari profesi ini bukanlah sekadar membangun ruang yang indah, melainkan merancang ruang yang memanusiakan—sebuah tanggung jawab etis dan ilmiah bagi desainer di era modern.


